Suara.com - Malaikat merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang dikenal selalu taat kepadaNya. Lantas malaikat diciptakan dari apa?

Bahkan Islam memasukkan menyakini adanya malaikat ini dalam rukun iman kedua. Berikut jawaban malaikat diciptakan dari apa menurut agama Islam.

Setiap malaikat diberikan tugas tertentu untuk mengatur setiap urusan yang ada di langit maupun bumi. Berdasarkan bahasa, malaikat berasal dari bentuk jamak dari kata malak atau yang berasal dari mashar al-luka yang berarti ar-risalah atau misi/pesan.

Perlu diketahui, bahwa malaikat merupakan makhluk yang bersifat ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadistnya yang berbunyi: "Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian." (HR. Muslim).

Baca Juga: Di Mana Gua Hira? Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama di Bulan Ramadhan

Dari hadist di atas, umat muslim meyakini bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Oleh karena itu, tidak ada orang yang dapat mengkaji lebih lanjut mengenai asal usul malaikat ini. Namun setiap manusia dapat mengenal malaikat melalui beberapa ciri-cirinya. Berikut ini ciri-ciri malaikat yang dikutip dari berbagai sumber.

Berikut ini ciri-ciri malaikat yang dapat kita ketahui berdasarkan Al-Quran maupun hadist Rasulullah SAW.

Malaikat memiliki sayap sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Faathir ayat 1. Malaikat ada yang memiliki dua sayap, tiga sayap, empat sayap dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Siiapakah Malaikat yang Bertugas Meniup Sangkakala?

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Faathir: 1).

Selain Al-Quran, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya memiliki 600 sayap.

Dari Ibnu Mas'ud RA berkenaan firman Allah yang artinya: "Maka Tuhan mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang diwahyukan-Nya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain." (QS. An-Najm: 10)

Ibnu Mas'ud berkata: "Rasulullah pernah melihat Jibril dalam wujud aslinya. Jibril memiliki enam ratus sayap dan setiap satu sayap mampu menutupi cakrawala." (HR. Imam Ahmad).

2. Jumlahnya Tak Terhitung

Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya. Namun umat Islam hanya wajib mengimani 10 malaikat yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izrafil, Munkar, Nakir, Malik, Atid, Raqib dan Ridwan.

Rasulullah SAW hanya dapat melihat satu malaikat dalam bentuk asli yakni malaikat Jibril saat peristiwa Isra’ Miraj sebagaimana dalam Al-Quran surat At-Takwir ayat 23 yang berbunyi: "Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang." (QS. At Takwir: 23)

Malaikat memiliki ukuran yang sangat besar. Riwayat menyebutkan bahwa ukuran malaikat Jibril disetarakan semua bintang di langit berada di dua alis malaikat Jibril. Dalam hadist, Rasulullah SAW juga menjelaskan betapa besarnya ukuran malaikat sebagai berikut.

"Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat penyangga Arsy. Jarak antara daun telinga dan pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus tahun." (HR. Abu Dawud)

Demikian informasi seputar malaikat diciptakan dari apa beserta ciri-ciri yang dapat kamu ketahui. Semoga bermanfaat!

Suara.com - Malaikat merupakan salah satu makhluk ciptaan Allah SWT yang dikenal selalu taat kepadaNya. Lantas malaikat diciptakan dari apa?

Bahkan Islam memasukkan menyakini adanya malaikat ini dalam rukun iman kedua. Berikut jawaban malaikat diciptakan dari apa menurut agama Islam.

Setiap malaikat diberikan tugas tertentu untuk mengatur setiap urusan yang ada di langit maupun bumi. Berdasarkan bahasa, malaikat berasal dari bentuk jamak dari kata malak atau yang berasal dari mashar al-luka yang berarti ar-risalah atau misi/pesan.

Perlu diketahui, bahwa malaikat merupakan makhluk yang bersifat ghaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadistnya yang berbunyi: "Malaikat itu diciptakan dari cahaya. Jin diciptakan dari api yang menyala-nyala, sedangkan Adam diciptakan dari apa yang telah dijelaskan kepada kalian." (HR. Muslim).

Baca Juga: Di Mana Gua Hira? Tempat Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu Pertama di Bulan Ramadhan

Dari hadist di atas, umat muslim meyakini bahwa malaikat diciptakan dari cahaya. Oleh karena itu, tidak ada orang yang dapat mengkaji lebih lanjut mengenai asal usul malaikat ini. Namun setiap manusia dapat mengenal malaikat melalui beberapa ciri-cirinya. Berikut ini ciri-ciri malaikat yang dikutip dari berbagai sumber.

Berikut ini ciri-ciri malaikat yang dapat kita ketahui berdasarkan Al-Quran maupun hadist Rasulullah SAW.

Malaikat memiliki sayap sebagaimana telah difirmankan oleh Allah SWT dalam Al-Quran surat Faathir ayat 1. Malaikat ada yang memiliki dua sayap, tiga sayap, empat sayap dan masih banyak lainnya.

Baca Juga: Siiapakah Malaikat yang Bertugas Meniup Sangkakala?

"Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. Faathir: 1).

Selain Al-Quran, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa Rasulullah SAW melihat malaikat Jibril dalam wujud aslinya memiliki 600 sayap.

Dari Ibnu Mas'ud RA berkenaan firman Allah yang artinya: "Maka Tuhan mewahyukan kepada hamba-Nya apa yang diwahyukan-Nya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain." (QS. An-Najm: 10)

Ibnu Mas'ud berkata: "Rasulullah pernah melihat Jibril dalam wujud aslinya. Jibril memiliki enam ratus sayap dan setiap satu sayap mampu menutupi cakrawala." (HR. Imam Ahmad).

2. Jumlahnya Tak Terhitung

Malaikat memiliki jumlah yang sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya. Namun umat Islam hanya wajib mengimani 10 malaikat yakni Jibril, Mikail, Israfil, Izrafil, Munkar, Nakir, Malik, Atid, Raqib dan Ridwan.

Rasulullah SAW hanya dapat melihat satu malaikat dalam bentuk asli yakni malaikat Jibril saat peristiwa Isra’ Miraj sebagaimana dalam Al-Quran surat At-Takwir ayat 23 yang berbunyi: "Dan sesungguhnya Muhammad itu melihat Jibril di ufuk yang terang." (QS. At Takwir: 23)

Malaikat memiliki ukuran yang sangat besar. Riwayat menyebutkan bahwa ukuran malaikat Jibril disetarakan semua bintang di langit berada di dua alis malaikat Jibril. Dalam hadist, Rasulullah SAW juga menjelaskan betapa besarnya ukuran malaikat sebagai berikut.

"Aku diizinkan untuk menceritakan tentang salah satu malaikat penyangga Arsy. Jarak antara daun telinga dan pundaknya adalah perjalanan tujuh ratus tahun." (HR. Abu Dawud)

Demikian informasi seputar malaikat diciptakan dari apa beserta ciri-ciri yang dapat kamu ketahui. Semoga bermanfaat!

Dan sesungguhnya Kami telah memberikan kepada Nabi Musa Kitab Taurat, dan Kami iringi kemudian daripadanya dengan beberapa orang Rasul, dan Kami berikan kepada Nabi Isa Ibni Maryam beberapa mukjizat serta Kami teguhkan kebenarannya dengan Ruhul-Qudus (Jibril). Maka patutkah, tiap-tiap kali datang kepada kamu seorang Rasul membawa sesuatu (kebenaran) yang tidak disukai oleh hawa nafsu kamu, kamu (dengan) sombong takbur (menolaknya), sehingga sebahagian dari Rasul-rasul itu kamu dustakan, dan sebahagian yang lain pula kamu membunuhnya?

Katakanlah (wahai Muhammad): "Sesiapa memusuhi Jibril maka sebabnya ialah kerana Jibril itu menurunkan Al-Quran ke dalam hatimu dengan izin Allah, yang mengesahkan kebenaran Kitab-kitab yang ada di hadapannya (yang diturunkan sebelumnya), serta menjadi petunjuk dan memberi khabar gembira kepada orang-orang yang beriman".

Sesiapa memusuhi Allah (dengan mengingkari segala petunjuk dan perintahNya) dan memusuhi Malaikat-malaikatNya dan Rasul-rasulNya, khasnya malaikat Jibril dan Mikail, (maka ia akan diseksa oleh Allah) kerana sesungguhnya Allah adalah musuh bagi orang-orang kafir.

Rasul-rasul Kami lebihkan sebahagian daripada mereka atas sebahagian yang lain (dengan kelebihan-kelebihan yang tertentu). Di antara mereka ada yang Allah berkata-kata dengannya, dan ditinggikanNya (pangkat) sebahagian daripada mereka beberapa darjat kelebihan. Dan Kami berikan Nabi Isa ibni Maryam beberapa keterangan kebenaran (mukjizat), serta Kami kuatkan dia dengan Ruhul-Qudus (Jibril). Dan sekiranya Allah menghendaki nescaya orang-orang yang datang kemudian daripada Rasul-rasul itu tidak berbunuh-bunuhan sesudah datang kepada mereka keterangan-keterangan (yang dibawa oleh Rasul mereka). Tetapi mereka bertelingkah, maka timbulah di antara mereka: orang yang beriman, dan orang yang kafir. Dan kalaulah Allah menghendaki tentulah mereka tidak berbunuh-bunuhan; tetapi Allah melakukan apa yang dikehendakiNya.

(Ingatlah) ketika Allah berfirman: "Wahai Isa ibni Maryam! Kenanglah nikmatKu kepadamu dan kepada ibumu, ketika Aku menguatkanmu dengan Ruhul-Qudus (Jibril), iaitu engkau dapat berkata-kata dengan manusia (semasa engkau masih kecil) dalam buaian dan sesudah dewasa; dan (ingatlah) ketika Aku mengajarmu menulis membaca, dan hikmat pengetahuan, khasnya Kitab Taurat dan Kitab Injil; dan (ingatlah) ketika engkau jadikan dari tanah seperti bentuk burung dengan izinKu, kemudian engkau tiupkan padanya, lalu menjadilah ia seekor burung dengan izinku; dan (ingatlah ketika) engkau menyembuhkan orang buta dan orang sopak dengan izinku; dan (ingatlah) ketika engkau menghidupkan orang-orang yang mati dengan izinKu; dan (ingatlah) ketika Aku menghalangi Bani Israil daripada membunuhmu, ketika engkau datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan (mukjizat), lalu orang-orang yang kafir di antara mereka berkata: "Bahawa ini hanyalah sihir yang terang nyata"

Katakanlah (wahai Muhammad): Al-Quran itu diturunkan oleh Ruhul Qudus (Jibril) dari Tuhanmu dengan cara yang sungguh layak dan berhikmat, untuk meneguhkan iman orang-orang yang beriman, dan untuk menjadi hidayah petunjuk serta berita yang mengembirakan bagi orang-orang Islam.

Maka Maha Tinggilah Allah, yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang Benar (pada segala-galanya). Dan janganlah engkau (wahai Muhammad) tergesa-gesa membaca Al-Quran sebelum selesai dibacakan oleh Jibril kepadamu, dan berdoalah dengan berkata: "Wahai Tuhanku, tambahilah ilmuku".

Ia dibawa turun oleh malaikat Jibril yang amanah.

wahyu itu (disampaikan dan) diajarkan kepadanya oleh (malaikat jibril) yang amat kuat gagah, -

Lalu Allah wahyukan kepada hambaNya (Muhammad, dengan perantaraan malaikat Jibril) apa yang telah diwahyukanNya.

Dan demi sesungguhnya! (Nabi Muhammad) telah melihat (malaikat Jibril, dalam bentuk rupanya yang asal) sekali lagi,

(Nabi Muhammad melihat jibril dalam bentuk rupanya yang asal pada kali ini ialah) semasa " Sidratul Muntaha" itu diliputi oleh makhluk-makhluk dari alam-alam ghaib, yang tidak terhingga.

Jika kamu berdua bertaubat kepada Allah (wahai isteri-isteri Nabi, maka itulah yang sewajibnya), kerana sesungguhnya hati kamu berdua telah cenderung (kepada perkara yang menyusahkan Nabi); dan jika kamu berdua saling membantu untuk (melakukan sesuatu yang) menyusahkannya, (maka yang demikian itu tidak akan berjaya) kerana sesungguhnya Allah adalah Pembelanya; dan selain dari itu Jibril serta orang-orang yang soleh dari kalangan orang-orang yang beriman dan malaikat-malaikat - juga menjadi penolongnya.

Dan juga (satu misal perbandingan lagi, iaitu): Maryam binti Imran (ibu Nabi Isa seorang perempuan) yang telah memelihara kehormatan dan kesuciannya (dari disentuh oleh lelaki; tetapi oleh sebab Kami telah takdirkan dia mendapat anak) maka Kami perintahkan Jibril meniup masuk ke dalam kandungan tubuhnya dari roh (ciptaan) Kami; dan (sekalipun Maryam itu hidup di antara kaum kafir) ia mengakui kebenaran Kalimah-kalimah Tuhannya serta Kitab-kitabNya; dan ia menjadi dari orang-orang yang tetap taat.

Yang dilalui oleh malaikat-malaikat dan Jibril ke pusat pemerintahanNya (untuk menerima dan menyempurnakan tugas masing-masing, terutama) pada satu masa yang adalah tempohnya (dirasai oleh orang-orang yang bersalah) sungguh panjang, (kerana banyak hitungan hisab dan berat soal jawabnya).

Oleh itu, apabila Kami telah menyempurnakan bacaannya (kepadamu, dengan perantaraan Jibril), maka bacalah menurut bacaannya itu;

(Tambahan pula) pada masa Jibril dan malaikat-malaikat yang lain berdiri bersaf-saf (menunggu perintah Tuhan), tidak ada yang berani berkata-kata (memohon pertimbangan) melainkan yang telah diizinkan baginya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah, serta ia berkata benar.

Sebenarnya Al-Quran itu, sungguh-sungguh Kalamullah (yang disampaikan oleh Jibril) Utusan yang mulia,

Dan (Nabi Muhammad yakin bahawa yang disampaikan kepadanya ialah wahyu dari Tuhan, kerana) demi sesungguhnya! Nabi Muhammad telah mengenal dan melihat Jibril di kaki langit yang nyata.

Pada Malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka, kerana membawa segala perkara (yang ditakdirkan berlakunya pada tahun yang berikut);

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Setelah meninggalnya Rasulullah SAW, Malaikat Jibril melanjutkan tugasnya dengan mengurus urusan angin. Semua hal yang berhubungan dengan angin, diatur dan dikendalikan oleh Malaikat Jibril. Ini berdasarkan riwayat yang dicatat oleh Imam Al-Baihaqi dalam kitab Syu’abul Iman.

“Empat Malaikat yang mengurusi urusan dunia yaitu Jibril, Mikail, Malaikat Maut, dan Israfil. Jibril diserahi untuk mengatur angin dan para tentara (malaikat). Mikail diserahi untuk mengurus hujan dan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut diserahi untuk mencabut nyawa, sedangkan Israfil diserahi tugas menyampaikan perintah kepada mereka.”

Turun di Malam Lailatul Qadar

Setelah meninggalnya Rasulullah SAW, Malaikat Jibril bertugas menjadi pemimpin bagi para malaikat saat mereka turun ke bumi. Tugas ini dijalankan secara teratur, setidaknya sekali dalam setahun, khususnya pada malam Lailatul Qadr di bulan Ramadhan.

Pada malam yang sangat istimewa ini, para malaikat turun ke bumi untuk memberikan keselamatan dan berkah kepada manusia. Malaikat Jibril bertugas sebagai pemimpin malaikat, dengan memberikan arahan dan ketertiban saat mereka berada di bumi.

Al-Qur'an memberikan petunjuk yang jelas tentang tugas Malaikat Jibril pada malam Lailatul Qadr melalui surat Al-Qadr ayat 4. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa pada malam tersebut turunlah para malaikat beserta Malaikat Jibril dengan izin-Nya. Kehadiran mereka memiliki tujuan penting dalam mengatur segala urusan dan memberikan pengaruh positif di dunia.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan. (QS. Al-Qadr ayat 4)

Para ulama mayoritas sepakat bahwa kata "ruh" dalam ayat ini merujuk pada Malaikat Jibril, yang menjadi pemimpin atas para malaikat lainnya. Tugas ini menunjukkan kedudukan istimewa Malaikat Jibril dalam koordinasi tindakan malaikat di dunia.

Mengurus Bala Tentara Malaikat

Dalam riwayat, disebutkan bahwa ada empat Malaikat yang bertanggung jawab atas berbagai aspek dunia. Malaikat pertama adalah Jibril, yang ditugaskan untuk mengatur angin dan para tentara malaikat yang bertugas menjalankan tugas-tugas tertentu.

Malaikat kedua adalah Mikail, yang bertanggung jawab atas pengurusan hujan dan pertumbuhan tumbuh-tumbuhan. Malaikat Maut adalah Malaikat ketiga, yang memiliki tugas mencabut nyawa manusia ketika ajalnya tiba. Terakhir, Malaikat keempat adalah Israfil, yang bertanggung jawab untuk menyampaikan perintah-perintah dari Allah kepada Malaikat-malaikat yang lain.