Contoh Teks Anekdot Keluarga

Liburan Kuli Bangunan

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Perkenalkan, saya Didi. Di sini ada kuli bangunan? Wah, berarti saya satu-satunya ya di sini. Ngomong-ngomong soal liburan, buat kebanyakan orang, liburan itu obat stres, tapi buat saya malah bikin stres. Datang liburan orang-orang sibuk nyiapin rencana mau liburan ke mana. Saya malah sibuk nyari alasan.

Anak saya minta liburan, “Pak, ingin ke Dufan.”

“Nak, Jakarta banjir.”

“Ya udah Pak, ke Tangkuban Perahu.”

“Nak, perahunya bocor.”

“Ah bilang aja, Bapak gak punya uang.”

Anak saya itu memang jarang liburan. Saya bawa ke tempat kerja saja, menurut dia itu tamasya. Dari pagi sampai sore, dia anteng nyusun lego, pakai batu bata. Kalau orang lain nyusun lego, anak-anak, ya jadi robot, anak saya jadi pos ronda.

Pulang ke rumah ditanya sama istri saya, “Gimana Nak, seru main sama Bapak?”

“Mantap, Mah! Pokoknya udah gede aku mau jadi kuli bangunan.”

“Hey, masa perempuan jadi kuli banguan..”

“Gak apa-apa, Mah, emansipasi!”

Ya, anak saya itu memang jarang liburan, jadi dia itu norak. Kemarin saja saya bawa ajak mandi bola, dia bawa handuk.

Istri saya langsung ngomong, “Nak, mandi bola gak usah bawa handuk, Kan udah disediain.”

Dari cerita anekdot di atas, dapat diambil makna bahwa sebagai anak harus selalu bersyukur dengan apa yang orangtuanya miliki. Pada sejatinya, orang tua sebenarnya ingin membahagiakan anaknya. Tapi, karena sang orang tua tidak bisa memberikan liburan yang diekspektasikan si anak, maka orang tua mengajak anaknya untuk ‘berlibur’ di ‘tempat kerjanya’  dengan ‘bermain membuat lego’. Hasil dari lego yang dibuat si anak bukannya jadi robot, malah jadi pos ronda.

Contoh Teks Anekdot Menyindir Seseorang

Menyambung Kabel Telepon

Setelah lulus dari perguruan tinggi, Fathan menemukan salah satu pamannya yang sangat kaya dan tidak memiliki anak, meninggal dan meninggalkan banyak uang untuknya, jadi dia memutuskan untuk mendirikan agen perumahannya sendiri.

Fathan menemukan kantor yang bagus. Ia membeli beberapa perabot baru dan pindah ke sana. Ia baru berada di sana selama beberapa jam ketika dia mendengar seseorang datang ke pintu kantornya.

“Itu pasti pelanggan pertamaku,” pikir Fathan. Ia segera mengangkat telepon dan berpura-pura sangat sibuk menjawab panggilan penting dari seseorang di Jakarta Utara yang ingin membeli rumah besar dan mahal di daerah tersebut.

Pria itu mengetuk pintu, masuk dan menunggu dengan sopan sampai Fathan menyelesaikan percakapannya di telepon. Kemudian pria itu berkata kepada Fathan, “Saya dari perusahaan telepon dan saya dikirim ke sini untuk menyambungkan kabel telepon Anda.”

Pada contoh teks anekdot di atas, cerita tersebut membahas dengan jelas mengenai Fathan yang ingin menyombongkan diri dengan berpura-pura sibuk menerima telepon. Namun petugas perusahaan telepon yang melihat Fathan tahu bahwa telepon di gedung itu tidak berfungsi. Contoh teks anekdot tersebut memberi konteks siapa itu Fathan dan apa yang sedang dia lakukan, sehingga pembaca dapat memahami makna ceritanya. Hal yang bisa kamu pelajari dari cerita ini adalah untuk tidak berusaha sombong dan mengetahui situasi yang kamu hadapi.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Negosiasi beserta Jenis dan Strukturnya

Contoh Teks Anekdot Kuliner

Seorang teman diplomat yang baru ditempatkan di Belanda bercerita, Saya pernah makan siang di sebuah restoran Indonesia sederhana di Amsterdam. Saya kaget, ternyata salah satu menunya ada masakan gudeg Yogya.

Saya penasaran. Maka langsung saya pesan satu porsi. Setelah saya cicipi, percaya atau tidak, ternyata rasanya lebih enak daripada gudeg di Yogya yang asli! Karena penasaran, maka saya bertanya:

“Mas, apa rahasianya kok gudeg di sini rasanya lebih enak dibandingkan dengan di tempat aslinya?”

“Oh, itu karena nangkanya, Mas. Di Yogya kan pakai nangka lokal. Nah kalau kami di sini memakai nangka impor,” jawabnya.

“Emang nangkanya impor dari mana?”

Terdapat dua makna tersirat yang bisa kamu ambil dari contoh teks anekdot ini. Pertama, terkadang persepsi bisa dipengaruhi oleh lokasi tertentu. Bisa jadi, gudeg yang dibeli di Amsterdam terkesan lebih enak karena harganya lebih mahal. Kedua, fakta bahwa ternyata nangkanya diimpor dari Yogya menandakan bahwa sebenarnya kualitas nangka tersebut sama bagusnya, hanya saja, bisa jadi racikan yang memasak gudeg di Belanda lebih enak dari yang di Yogya.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Debat Singkat beserta Ciri & Kaidah Kebahasaan

Contoh Teks Anekdot Komik

(Sumber: Komik Webtoon berjudul Si Juki)

Makna dari anekdot di atas, menggambarkan kondisi kehidupan di kota besar seperti Jakarta. Dimana kemacetan membuat perjalanan harian menjadi sangat tidak efisien. Teks ini juga mengkritik infrastruktur dan transportasi di Jakarta yang seringkali membuat orang mencari solusi lain, seperti kos, meskipun jaraknya sebenarnya tidak jauh dari rumah.

Gimana, apakah sudah jelas? Setelah melihat contoh teks anekdot beserta strukturnya di atas, semoga kamu bisa mencoba sendiri membuat teks anekdot, ya. Jangan malas untuk berlatih! Masih ingin melihat penjelasan lengkapnya? Langsung aja cek video belajar beranimasi di ruangbelajar!

Aulia, Fadillah Tri dan Gumilar, Sefi Indra. (2021) Cerdas Cergas Berbahasa dan Bersastra Indonesia untuk SMA/SMK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Badan Penelitian dan Pengembangan dan Perbukuan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Drs. Subadiyana. (2021) Buku Siswa Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas 10. Jakarta: Grasindo.

Rianto, Tomi. (2022) Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA/MA Kelas X, XI, XII. Jakarta: Bumi Aksara.

Suryaman, Maman, dkk. (2017) Bahasa Indonesia SMA/MA/SMK/MAK Kelas X. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.

Tim Quantum Research (2020) Super Master Pelajaran untuk SMA/MA Kelas 10 Semester 1&2 Saintek. Bandung: Yrama Widya

Contoh Teks Anekdot Bahasa Jawa

Pak Guru lan Jehan Esuk iku pelajaran Bahasa Inggris. Jehan koyo biasane manggon mburi karo ngemuti pensil. Pak Guru menunjuk Jehan kon jawab pertanyaan.

Pak Guru: “Jehan, cobo jawab basa inggris pintu opo?”

Pak Guru: “Nek boso Inggris buka pintu?”

Jehan: “Open the door, Pak.”

Pak Guru: “Kalau boso Inggris pintu ora dibuka opo?”

Jehan: “Gedoor-gedoor, Pak.”

Pak guru: “Wo lha, ngawur.”

Teks anekdot ini mengandung unsur humor yang timbul dari kesalahpahaman Jehan dalam menerjemahkan Bahasa Inggris. Ketika Pak Guru bertanya tentang bagaimana mengatakan “pintu tidak dibuka” dalam bahasa Inggris, Jehan dengan asal menjawab “gedoor-gedoor,” yang terdengar seperti suara pintu diketuk, bukan jawaban yang benar.

Para murid seringkali memberikan jawaban yang asal-asalan atau keliru, namun menimbulkan tawa karena kepolosan mereka. Ini menandakan, belajar perlu dilakukan dengan sungguh-sungguh agar pemahaman benar-benar terbentuk, bukan sekadar mencoba menjawab tanpa berpikir.

Contoh Teks Anekdot Kisah Kerajaan

Kerajaan dan Seteguk Air

Suatu hari, Raja Harun Al Rasyid mencari sahabatnya yang bernama Bahlul. la ingin meminta nasihat kepada Bahlul hal yang sangat penting bagi dirinya sebagai seorang raja. Setelah bertemu dengan Bahlul, katanya, “Hai Bahlul, berilah aku sebuah nasihat yang sangat penting bagiku sebagai seorang raja!”

Bahlul berkata, “Katakan padaku, wahai Raja, kalau Tuan Raja kebetulan berada di padang pasir dan hampir mati karena kehausan, tuan akan membayar berapa untuk seteguk air?”

“Kalau orang yang punya air itu tidak mau uang, maukah Tuan Raja menyerahkan setengah dari kerajaan Tuan itu kepadanya?” tanya Bahlul lagi.

“Tentu,” jawab sang Raja.

“Jika setelah minum air itu, ternyata Tuan terkena penyakit yang mengancam jiwa Tuan Raja, Tuan mau memberikan apa untuk memulihkan kesehatan Tuan?” tanya Bahlul melanjutkan.

“Ya, setengahnya lagi,” jawab sang Raja.

“Oh, kalau begitu, Tuan Raja jangan terlalu sombong dengan kerajaan Tuan. Sebab, harga kerajaan Tuan itu sama dengan seteguk air.

Nilai yang dapat diambil dari contoh teks anekdot di atas adalah lebih berhati-hati ketika menjawab pertanyaan dari seseorang, karena bisa saja pertanyaan tersebut adalah jebakan yang dapat membuka watak asli atau keburukan dari orang yang ditanya. Selain itu, hendaknya sebagai pemimpin tidak boleh sombong dan lebih bijak dalam membuat keputusan.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Pidato Beserta Struktur, Tujuan, dan Jenis

Contoh Teks Anekdot Mengkritik Fasilitas

Seorang guru sedang mengabsen anak muridnya sebelum memulai pelajaran.

Pak guru tidak mendapat jawaban. Tiba-tiba, Gulman pun masuk ke kelas.

Guru: “Abis dari mana saja kamu, Gulman?”

Gulman: “Maaf pak, tadi saya habis sarapan di warung depan sekolah.”

Guru: “Loh, ngapain kamu jauh-jauh ke sana. Kita kan sudah punya kantin di seberang UKS.”

Gulman: “Itu kantin, pak? Saay kira petakan, kecil banget!”

Para murid pun tertawa mendengar jawaban Gulman).

Teks anekdot di atas bukan sepenuhnya humor, ya. Penulis menyelipkan kritik terhadap suatu hal, yaitu kantin sekolah yang dianggapnya terlalu kecil. Pada teks, Gulman mengungkapkan sindiran dengan menyamakan kantin sekolah dengan sebuah petakan.

Contoh Teks Anekdot tentang Status Sosial

Penjual Kue Yang Hebat

Caca membeli beberapa kue dari seorang nenek di pinggir jalan, namun ia tidak bisa melanjutkan perjalanan pulangnya karena tiba-tiba hujan turun deras sekali. Akhirnya Caca dan si nenek penjual kue pun sama-sama berteduh.

Agar tidak terlalu terasa canggung, Caca pun memulai obrolan “Nek, sudah lama jualan kue?” “Sudah sekitar 35 tahun, Nak”, jawab nenek. Caca kembali bertanya, “Memangnya tidak ada yang membantu, Nek?Anak-anak nenek kemana?”

“Anak-anak saya sibuk kerja, ada yang di Polda, rumah sakit, dan juga sekolah” Caca pun kagum mendengar jawaban nenek itu, “Wow, hebat! Walau hanya berjualan kue, namun anak-anak nenek sukses semua ya?” “Ya sama saja Nak, kerjanya seperti saya, jualan kue.”

Makna tersirat dari teks anekdot di atas adalah ketidakseimbangan kondisi ekonomi dalam masyarakat sosial. Hal ini bisa kamu ketahui bahwa anak-anak dari karakter nenek harus turut berjualan kue juga. Maka dari itu, kamu harus bisa belajar lebih giat dan menjadi seseorang yang bermanfaat, sehingga bisa membantu orang yang lebih membutuhkan.

Contoh Teks Anekdot Lucu dan Menyindir

Suatu hari Abu Ali pergi ke pasar dan membeli sembilan keledai. Dia pulang ke rumah dengan menunggangi salah satu keledai, dan delapan ekor keledai lainnya mengikuti di belakang.

Setelah beberapa saat, Abu Ali berkata pada dirinya sendiri, “Saya harus memastikan semua keledai saya ada di sini.” Ia berbalik untuk menghitungnya.

“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan. Oh! Di mana keledai yang kesembilan?” Abu Ali panik.

Ia melompat turun dari keledainya, melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitungnya lagi,” kata Abu Ali. “Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan. Oh, keledai yang kesembilan pasti sudah kembali.”

Abu Ali kembali menunggangi keledainya dan pergi.

Setelah beberapa saat, Ia menghitung keledainya lagi. Tapi jumlah yang dihitungnya hanya ada delapan ekor keledai! Sekali lagi Ia melihat ke balik bebatuan dan balik pepohonan. Tapi tidak ada keledai yang tertinggal.

“Saya akan menghitung lagi,” katanya, dan kali ini ada sembilan ekor.

Saat itu Abu Ali melihat temannya Musa sedang berjalan. “Musa,” panggilnya. “Bantu saya menghitung keledaiku. Saya merasa selalu kekurangan satu ekor. Kalau saya berhenti untuk menghitung ada berapa ekor, saya hanya melihat delapan ekor saja. Tapi kalau saya turun dari keledai yang sedang ditunggangi lalu mencoba berhitung, keledai yang kesembilan, dia ada lagi!”

“Saya justru bisa melihat ada sepuluh ekor keledai,” tawa Musa. “Dan keledai yang kesepuluh namanya Abu Ali.”

Dari contoh teks anekdot di atas dapat diketahui bahwa Abu Ali tidak pandai dalam berhitung. Musa menganggap Abu Ali sebagai keledai karena ia tidak bisa menghitung sesuatu yang sederhana. Hal yang bisa kamu pelajari dari teks anekdot ini adalah untuk tidak naif dan polos, agar tidak merugikan diri sendiri.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Laporan Hasil Observasi berdasarkan Strukturnya

Contoh Teks Anekdot tentang Ekstrakurikuler

Suatu hari, mengawali tahun ajaran baru, seorang guru melakukan sosialisasi kepada siswa baru mengenai pentingnya mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. “Anak-anak, selain kalian akan mendapatkan berbagai ilmu di sekolah ini, kalian juga dapat mengikuti ekstrakurikuler.”

Ada banyak jenis ekstrakurikuler yang bebas dipilih, diantaranya seperti Pramuka, PMR, PBB, basket, Rohis, paduan suara, drumband, dan masih banyak yang lainnya.” jelas guru tersebut. Mendengar penjelasan guru itu, murid-murid pun penasaran sehingga mereka bertanya ke guru tersebut. Benny, salah satu murid yang ada di kelas itu bertanya, “Bu, memangnya apa gunanya ekstrakurikuler?”

Guru itu pun menjelaskan dengan detail, “Tentu saja banyak manfaatnya, di antaranya melatih kedisiplinan, kepemimpinan, dan lain sebagainya.” “Termasuk tambahan uang saku ya, Bu?” Anto pun menimpali. Ibu guru yang mendengarnya hanya dapat tersenyum.

Hal yang bisa kamu pelajari dari makna tersirat teks anekdot “Ekstrakurikuler” adalah melakukan sesuatu tergantung niatnya. Tentu mendapatkan uang saku tambahan bagi anak sekolah merupakan hal yang dapat membuat hati senang. Namun, kamu harus mengetahui bahwa uang saku tambahan adalah uang yang diberikan oleh orang tua untuk memenuhi kebutuhan tambahan. Sehingga, ketika kamu mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sepatutnya kamu memahami kenapa kamu ingin bergabung, dan uang saku tambahan yang diberi orang tuamu harus digunakan sebaik mungkin sesuai kebutuhan.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Kalimat Imperatif disertai Pengertian, Ciri-Ciri & Jenisnya